Kamis, 20 November 2014

memanajemen kelas untuk pembelajaran bahasa asing (language classroom management)



MANAGEMEN KELAS UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA ASING

A.    DIMENSI FISIK KELAS
1.      Pencahayaan, suara, dan ketenangan
Jika kita sebagai seorang guru hendak mengaplikasikan prinsip pengajaran bahasa di kelas harus memiliki teknik-teknik yang cerdas dalam mengatur jalannya proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan karena proses belajar siswa akan dipengaruhi oleh keadaan kelas yang ada. Misalnya dari apa saja yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka rasakan ketika memasuki ruangan kelas. Maka dari itu guru harus bisa mengatur hal-hal sebagai berikut:
a.       Kelas harus rapi, bersih, dan tersusun rapi
b.      Papan tulis yang bersih
c.       Kursi yang tersusun rapi
d.      Jika ruangan memiliki papan informasi dan siswa bebas dalam menggunakannya, bisakah kamu mengambil keuntungan dari alat visual tersebut?
e.       Usahakan kelas bebas dari gangguan-gangguan dari luar (dari suara-suara mesin, keramaian, keributan ruangan, dll)
f.       Akustik atau alat suara yang ada di dalam kelas minimal bias diterima siswa
g.      Sistem yang panas dan dingin (jika bias) di operasikan

2.      Penyusunan tempat duduk
Seorang guru harus mampu membuat proses belajar mengajar di dalam kelas semenarik mungkin dan senyaman mungkin. Hal ini bisa dilakukan salah satunya dengan menyusun kursi yang akan membuat siswanya tertarik dan nyaman dalam belajar. Usahakanlah jarak antara siswa dengan gurunya tidak terlalu jauh dalam belajar. Misalnya jika kelas dalam ukuran kecil bisa dibuat dengan cara menyusun kursi satu baris didepan seperti shaf pada waktu sholat, tapi jika ukuran kelasnya besar bisa dilakukan dengan cara menyusun kursi setengah lingkaran atau lingkaran penuh.
Tapi perlu seorang guru ingat dalam mengatur tempat duduk siswa, guru harus memperhatikan teman siswa sebangkunya dan yang ada disampingnya. Karena hal ini akan berpengaruh pada cara belajar siswa, misalnya seorang siswa duduk didekat teman yang tidak disukainya, ini akan berpengaruh pada keefektifan belajarnya.

3.      Penggunaan papan tulis
Papan tulis merupakan alat visual yang digunakan guru dalam mengajar di kelas. Melalui papan tulis ini guru bisa menulis kata bahkan gambar yang berkaitan dengan topik apa yang hendak diajarkannya. Tapi perlu di ingat bahwa posisi papan tulis harus diletakkan ditempat yang sesuai, artinya semua siswa bias melihat apa saja yang dituliskan guru di papan tulis tersebut. Selain itu papan tulis juga harus dijaga kebersihannya untuk lebih jelas dalam menggunakannya.

4.      Perlengkapan
Kelas harus memiliki perlengkapan-perlengkapan yang mendukung proses belajar mengajar baik itu berupa elektrik ataupun nonelektrik. Jika guru menggunakan peralatan elektrik (katakanlah berupa OHP, infokus, laptop, dll) pastikanlah hal-hal berikut ini:
a.       Ruangan kelas memiliki jalan keluar
b.      Perlengkapa sesuai dan nyaman digunakan di kelas
c.       Setiap siswa bias melihat dan mendengar peralatan visual dan auditory yang digunakan
d.      Persiapkan waktu yang cukup sesudah dan sebelum menggunakan peralatan tersebut dan kembalikan itu ketempatnya semula
e.       Pastikan mesin atau listriknya bekerja
f.       Guru tahu bagaimana mengoperasikan itu
g.      Memiliki lampu yang terang, baterai, atau apa saja yang dibutuhkan guru

B.     DIMENSI SOSIO-PSIKOLOGI
1.      Mengatur perbedaan ukuran kelas
a.      Mengajar satu ke satu (private)
Mengajar satu ke satu (private) adalah mengajar dimana seorang guru memberikan pelajaran kepada seorang siswa dalam situasi tertentu dan jangka waktu tertentu. Misalnya sekali sejam atau seminggu. Cara belajar ini biasanya dilakukan untuk siswa yang memiliki kesibukan tersendiri ataupun siswa yang butuh tambahan belajar diluar jadwal belajar normal. Misalnya pengusaha, atau siswa yang bekerja.
Mengajar satu ke satu ini memiliki keuntungan bagi siswa dan gurunya. Yakni siswa lebih mendapat perhatian dari gurunya karena dialah satu-satunya siswa yang diajar dibandingkan dengan belajar di dalam kelompok, hubungan atau jarak antara siswa dengan gurunya lebih dekat dan siswa lebih leluasa dalam berbicara tentang apa yang hendak ditanyakan atau dibicarakannya. Cara mengajar satu ke satu ini juga memiliki keuntungan bagi guru yakni lebih mudah dalam menyusun program belajar yang hendak digunakan karena tinggal dirundingkan saja dengan siswanya tersebut. Keuntungan yang lain adalah siswa lebih leluasa dalam mendapatkan feedback dari gurunya.
Untuk membuat cara mengajar satu ke satu ini lebih menarik bias digunakan dengan cara-cara sebagai berikut:
1)      Buat daya tarik yang bagus. Artinya buat kesan pertama dalam mengajar tersebut menarik untuk meyakinkan siswa yang hendak diajar tersebut.
2)      Buat persiapan yang matang. Artinya jika kita udah ada persiapan yang matang kita bias mengetahui apa yang akan kita lakukan selama proses mengajar tersebut.
3)      Menjadi guru yang fleksibel. Artinya kita mudah menyesuaikan dengan siswa kita. Tapi perlu di ingat jangan terlalu fleksibel karena hal ini akan membuat siswa kita menganggap rendah terhadap kita.
4)      Beradaptasi dengan siswa. Artinya kita menyesuaikan diri dengan apa yang dibutuhkan siswa dan apa yang hendak diberikan. Misalnya gaya belajar bagaimana yang disukai siswa kita sebagai guru harus bias mewujudkan hal tersebut.
5)      Dengar dan lihat atau perhatikan apa saja yang dikeluhkan oleh siswa dan berikan umpan balik (feedback)
6)      Berikan penjelasan dan panduan. Artinya ketika pertemuan pertama guru penting dalam menjelaskan apa yang hendak dilakukan dan diajarkan. Sehingga ada penerangan bagi siswa apa yang hendak dia terima dan dia lakukan.
7)      Jangan cemas mengatakan tidak. Misalnya kepribadian siswa yang tidak sesuai dengan kita jangan takut untuk membantahnya dengan mengatakan tidak
b.      Mengajar dengan ukuran kelas besar
Banyak guru yang mengatakan bahwa mengajar siswa dalam jumlah besar adalah sebuah masalah karena banyaknya tantangan-tantangan yang mereka tidak sanggup dalam menyelesaikannya. Misalnya bisakah guru memberikan perhatian pribadi kepada siswanya? Bagaimana kita bias membantu siswa dalam berinteraksi baik antar mereka?
Namun, perlu di ingat bahwa mengajar dalam ukuran besar juga memiliki keuntungan. Natalie Hess mengatakan bahwa di dalam mengajar siswa dengan jumlah besar akan membuat siswanya lebih berinteraksi antar mereka, terdapat variasi-variasi siswanya, terdapat berbagai macam guru dengan karakter yang berbeda-beda dan menghilangkan rasa bosan siswa dalam belajar.
Hal ini bias dilakukan guru dengan strategi-strategi berikut ini:
1)      Buat rencana belajar
2)      Buat sebuah rutinitas di dalam kelas tersebut
3)      Gunakan langkah yang berbeda untuk aktivitas yang berbeda untuk menghindari rasa bosan siswa
4)      Maksimalkan kerja individual
5)      Gunakan atau libatkan siswa dalam belajar mengajar
6)      Gunakan lembar kerja siswa
7)      Lakukan kerja berpasangan atau kerja kelompok
8)      Lakukan aksi bersama
9)      Lakukan penghitungan penglihatan dan akustik. Artinya siswa bisa belajar dan melihat setiap kata dikelas melalui gurunya
10)  Ambil keuntungan dalam mengajar ukuran besar. Artinya adanya aturan bermain. Misalnya memunculkan humor-humor yang bisa memunculkan tertawaan sehingga belajar lebih semangat

2.      Mengatur kemampuan yang beragam
Guru biasanya khawatir terhadap siswanya dalam mengajar di kelas karena tingkat kemampuan siswanya yang beragam. Banyak guru mengatakan bahwa kelas dengan kemampuan beragam merupakan sebuah masalah.
a.      Bekerja atau mengajar dengan topic atau materi yang berbeda
Satu cara dalam mengajar siswa dengan perbedaan tingkatan adalah dengan memperhatikan kebutuhan mereka karena berbeda tingkat kemampuan mereka berbeda pula tingkat kebutuhannya. Maka dari itu berikanlah setiap siswa materi yang berbeda sesuai dengan kemampuannya. Memberikan materi yang berbeda terhadap setiap siswa merupakan cara yang ideal untuk membedakan mereka. Hal ini juga untuk membiarkan mereka membuat pilihan tentang materi mana yang sesuai dengan mereka. Contohnya, siswa diberikan materi tentang grammar tapi mereka lebih suka dengan materi tentang vocabulary
b.      Bekerja atau mengajar dengan kegiatan siswa yang berbeda-beda
            Jika guru tidak bisa memberikan siswa materi yang berbeda, guru bisa menyarankan kepada siswa untuk melakukan sesuatu yang berbeda setiap mereka terhadap materi yang pernah mereka lihat dan dengar. Ada beberapa strategi untuk melakukan proses ini, yakni:
1)      Berikan setiap siswa tugas yang berbeda
2)      Berikan setiap siswa peran yang berbeda
3)      Berikan hadiah kepada siswa yang mengerjakannya siap duluan
4)      Anjurkan kepada siswa  agar memberikan tanggapan yang berbeda-beda
5)      Identifikasi kekuatan siswa (bahasa atau nonbahasa)

3.      Kompromi dengan rekan kerja dan institusi
Curiga terhadap rekan kerja dan institusi adalah salah satu keadaan yang tidak sesuai dengan karir seorang guru. Mengajar dibawah institusi tidak sesuai dengan standar yang ideal dan pilosopi pendidikan. Rekan kerja juga pengaruh terhadap cara kerja guru dalam mengajar karena jika ada sikap tidak suka dari rekan kerjanya, otomatis akan mengganggu cara mengajar kita. Kadang guru bekerja atas paksaan atau terpaksa karena perintah institusinya yang dimana terkadang diluar cakupannya. Misalnya, kondisi fisik kelas yang terlalu berat atau rumit yang membuat guru susah dalam mengajar. Maka dari itu hal-hal yang seperti ini perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar.
Artinya adalah segala sesuatu yang akan berpengaruh terhadap proses pengajaran akan lebih baik di musyawarahkan dengan rekan kerja juga institusi yang ada. Karena jika ada keselarasan antara keduanya, maka akan lebih kondusif dalam menjalankan proses pembelajaran.

4.      Menciptakan sebuah suasana kelas yang positif
      Peran-peran yang seorang guru mainkan serta gaya-gaya yang guru kembangkan akan memberikan bantuan kepada mereka dalam menciptakan suasana kelas yang positif, merangsang semangat, dan menciptakan energi belajar siswa.
a.      Disiplin siswa
      Jika seluruh siswa anda sudah bekerja keras, mendapat motivasi dari dalam, aktif, berbakti, dan pelajar yang pintar tapi perlu saudara ingat belum tentu mereka mempunyai sifat disiplin. Disiplin adalah factor primer yang perlu diatur dalam menuju kesuksesan. Oleh karena itu disini ada beberapa strategi untuk mengubah sikap disiplin siswa yang tidak baik yaitu:
1)      Belajar untuk nyaman dengan posisi mu yang berwibawa
2)      Peroleh rasa hormat dari siswa dengan memperlakukan mereka secara adil
3)      Di dalam menyelesaikan masalah disiplin, coba untuk mencari sumber solusi dari masalah tersebut dibandingkan dengan memperlihatkan gejala. Misalnya, jika siswa kurang perhatian dalam belajar itu dikarenakan mereka tidur terlalu malam sehingga dikelas ngantuk. Caranya berikan mereka saran-saran untuk tidak tidur larut malam dibandingkan dengan membentak mereka di kelas.
a)      Aturan sikap siswa
      Setiap sekolah dan setiap kelas memiliki aturan sikap tersendiri yang harus dijalankan. Misalnya, aturan di STAIN BUKITTINGGI seluruh mahasiswa harus menggunakan pakaian yang sopan tidak transparan dan tidak ketat, juga jika hendak bertanya harus mengangkat tangan terlebih dahulu, dan lain sebagainya.
      Untuk membuat aturan sikap ini lebih berjalan dengan baik dan efisien, ada tiga cara yang perlu diperhatikan yakni:
·         Norma yang dibuat hendak dirundingkan dengan siswanya, artinya pembuatan normanya jangan sepihak untuk bisa dijalankan dengan baik.
·         Norma yang dibuat hendaknya ada negosiasi atau tenggang terhadap sesuatu pelanggaran yang dibuat.
·         Norma yang dibuat hendak ditinjau ulang dan diperbaiki jika ada kekeliruan
b)     Bagaimana menyelesaikan masalah sikap siswa
      Ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan untuk menyelesaikan masalah sikap siswa yang terjadi, yakni:
·         Bertindak sesegera mungkin
·         Tetap tenang dalam menyelesaikannya
·         Fokuskan pada sikap siswanya dibandingkan dengan diri siswa itu sendiri
·         Lakukan apa saja yang berkaitan dengan mengajak daripada melarang, misalnya, gunakan “ayo kita lakukan ini” dibandingkan dengan “jangan lakukan itu”.
·         Menyetujui secara jelas terhadap kesepakatan yang dibuat
·         Melibatkan rekan kerja dan institusi dalam rangka memecahkan masalah sikap siswa
b.      Membuat hubungan baik dengan siswa
      Mendirikan hubungan yang baik dengan siswa kita adalah faktor yang penting untuk menciptakan semangat positif di kelas. Hubungan tersebut dibangun dengan kepercayaan dan penghormatan yang akan memimpin kesanggupan siswa, kemampuan, dan kreativitas.  Bagaimana untuk mengatur hal ini? Yakni dengan cara-cara berikut ini:
1)      Menunjukkan ketertarikan disetiap siswa sebagai seseorang
2)      Memberikan umpan balik disetiap perkembangan siswa
3)      Mengumpulkan ide dan perasaan siswa secara terbuka
4)      Menilai dan menghormati terhadap apa yang siswa pikirkan dan katakan
5)      Tertawa dengan mereka tapi bukan mereka yang ditertawakan
6)      Bekerja dengan siswa sebagai sebuah kelompok namun tidak menentang mereka
7)      Mengembangkan rasa ikhlas dari kegembiraan yang dialami ketika siswa belajar saesuatu atau sebaliknya menggantinya
c.       Menyeimbangkan antara hadiah dengan paham atau kritikan
      Memberikan hadiah kepada siswa akan membuat mereka terbuka terhadap paham atau kritik yang akan mereka terima. Disini ada perbedaan antara hadiah atau pujian  yang efektif dengan yang tidak efektif. Misalnya hadiah yang efektif adalah  meningkatkan motivasi dari dalam untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, namun contoh hadiah yang tidak efektif adalah meningkatkan motivasi dari luar semata-mata untuk mendapatkan pujian atau hadiah.
d.      Membangkitkan semangat siswa
      Guru harus mampu dalam hal membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Hal ini bisa dilakukan dengan cara guru memberikan reaksi dalam beberapa waktu untuk membangkitkan semangat siswanya. Misalnya dengan cara mengatakan wow! Kelas ini benar-benar menarik dan cerdas-cerdas. Dari perkataan inilah siswa akan merasa semangat dalam belajar dengan guru tersebut.
e.       Motivasi
      Di dalam proses belajar siswa membutuhkan motivasi yang akan membuatnya semangat dalam belajar. Motivasi adalah segala sesuatu yang bisa mendorong siswa dalam melakukan sesuatu untuk menyelesaikan sesuatu tujuan. Motivasi ini dibedakan atas dua:
1)      Motivasi dari dalam yakni segala sesuatu yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu yang datangnya dari dirinya sendiri. Misalnya dari keinginannya yang kuat, usahanya yang kuat untuk mendapatkan sesuatu, bukan semata-mata karena hadiah.
2)      Motivasi dari luar yakni segala sesuatu yang dapat mendorong seseorang yang datangnya dari luar dirinya. Ini dilakukan semata-mata karena hadiah atau pujian. Contohnya belajar karena Cuma hendak lulus ujian bukan karena mau sukses.
      Maka dari itu motivasi sangat diperlukan siswa dalam belajar. Motivasi yang cukup akan membuatnya bersemangat dalam belajar dan berusaha dalam mencapai cita-citanya.
5.      Peran guru
a.      Peran guru di dalam kelas
1)      Sebagai pengontrol atau pengatur. Maksudnya adalah segala aktivitas di dalam kelas diatur oleh guru, mulai dari mengenalkan materi, mengatur latihan, dan membaca keras tentang materi yang hendak di ajarkan. Melalui peran ini seorang guru akan mencerminkan kualitas mereka.
2)      Sebagai pemandu. Maksudnya adalah segala sesuatu yang diragukan oleh siswa bisa ditanyakan kepada guru karena disini fungsi guru sebagai pemandu. Misalnya dalam hal vocabulary, seorang siswa tidak tahu mana kosa kata yang sesuai dan bagaimana menggunakannya, mereka bisa menanyakannya kepada gurunya.
3)      Sebagai partisipan atau peserta. Artinya guru sebagai partisipan tidak hanya memantau pekerjaan siswanya kemudian memberikan feedback dan pembetulan, namun guru terlibat langsung dalam aktivitas yang diberikan. Misalnya dengan cara memberikan latihan dan sama-sama mengerjakan. Tidak Cuma siswa yang mengerjakan tapu juga gurunya. Peran guru sebagai partisipan ini tentunya memiliki bahaya yakni disetiap aktivitas pasti mereka yang mendominasinya yang akhirnya sulit untuk siswa memberikan kejutan-kejutan.
4)      Sebagai sumber informasi. Artinya terkadang ketika siswa mendapatkan hal-hal sulit mereka membutuhkan gurunya sebagai sumber bertanya untuk menjawab ketidak tahuan tersebut. Misalnya dalam presentasi makalah, ada nanti pertanyaan-pertanyaan dari temannya yang tidak bisa dijawab oleh pemateri, disinilah peran guru sebagai sumber informasi untuk memberikan jawabannya.
5)      Sebagai tutor atau pengajar. Peran guru yang ini biasanya untuk rencana jangka panjang siswa yakni tempat konsultasinya dalam melakukan sesuatu. Misalnya dalam proses writing, bagaimana cara atau proses yang baik, langkah-langkahnya bagaimana, tentang struktur bahasanya. Hal ini perlu di tanyakan atau di konsultasikan kepada guru.
b.      Peran dari guru penutur asli dan penutur tidak asli
      Mengajar merupakan suatu proses yang penting dimana tidak Cuma kemampuan dalam menggunakan bahasa saja yang digunakan tapi juga pengetahuan tentang bahasa tersebut. Maka dari itu seorang guru yang merupakan native teacher (penutur asli) akan memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Kekurangannya adalah mereka tidak bisa mengajarkan bahasa yang dimana siswanya memiliki bahasa asli sendiri karena seorang guru ini Cuma pasih dalam mengajarkan bahasa asli dia. Kelebihannya adalah guru ini percaya diri dan mampu dalam berbicara tentang bahasanya dikelas.
      Sebaliknya guru yang merupakan seorang penutur tidak asli (non-native teacher) akan lebih mampu dalam mengajarkan bahasanya dikelas karena mereka tahu bahasa yang dibutuhkan siswanya (mampu menyesuaikan). Selain itu mereka juga bisa berbagi pengalaman sebagai seorang pelajar bahasa asing yang sekarang sedang diterima siswanya. Namun kelemahan dari guru ini adalah mengajar dengan bahasa asing ini tidak selancar dari guru penutur asli.
6.      Gaya mengajar guru
a.      Mengajar dengan teknik
      Mengajar dengan teknik ini dilakukan guru dengan kemampuannya dalam membuat teknik-teknik mengajar yang menarik di dalam kelas. Teknik ini dibuat untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran dan siswanya juga mudah dalam memahami apa yang akan disampaikan. Teknik ini misalnya mengajar dengan system diskusi, debat, atau sebagainya. Karena dengan teknik ini siswa lebih semangat dalam belajar. Intinya adalah semakin bagus teknik yang dipakai guru semakin menarik proses belajar mengajar yang hendak dilaksanakan.
b.      Strategi bertanya untuk belajar yang interaktif
      Strategi bertanya yang digunakan guru ini penting untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Karena strategi bertanya ini memiliki fungsi sebagai berikut:
1)      Pertanyaan guru ini memberikan dorongan dan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan bahasa senyaman mungkin untuk mereka tanpa harus mengambil resiko.
2)      Pertanyaan guru  bisa memberikan untuk memulai rangkaian reaksi dari interaksi siswa diantara mereka
3)      Pertanyaan guru memberikan petunjuk umpan balik mengenai pengetahuan siswa
4)      Pertanyaan guru mengarahkan siswa dengan kesempatan-kesempatan untuk menemukan apa yang mereka pikirkan melalui mendengar apa yang mereka katakana.
      Disini ada beberapa kategori pertanyaan and tipe-tipe kata pertanyaan dikelas, yaitu:
1)      Pertanyaan pengetahuan. Misalnya memunculkan jawaban yang sesungguhnya, dll
2)      Pertanyaan pemahaman. Misalnya, menginterpretasi dan meramalkan
3)      Pertanyaan pengaplikasian. Misalnya, mengaplikasikan informasi yang telah didengar atau dibacanya kepada situasi yang baru
4)      Pertanyaan kesimpulan. Misalnya, membentuk kesimpulan yang tidak langsung dinyatakan didalam susunan materi
5)      Pertanyaan analisis. Misalnya, menghubungkan bagian-bagian secara keseluruhan
6)      Pertanyaan perpaduan. Misalnya, menggabungkan beberapa element kedalam sebuah bentuk yang baru
7)      Pertanyaan evaluasi. Misalnya, membuat penilaian terhadap bagus atau jeleknya, benar atau salah terhadap sesuatu.
7.      Bahasa guru
a.      Menggunakan bahasa pertamanya dalam mengajar
      Siswa biasanya didalam kelas menggunakan bahasa pertamanya dalam berkomunikasi dengan yang lainnya. Tapi perlu diingat bahwa bahasa pertama setiap siswa berbeda-beda khususnya didaerah perkotaan. Oleh karena itu guru harus bisa menyusun strategi tentang bahasa yang bagaimana yang hendak dia gunakan dalam mengajar. Maka dari itu bahasa pertama guru bisa digunakan dalam mengajar jika semua siswanya paham atas bahasa tersebut, jika tidak jangan digunakan karena akan merugukan sebahagian siswa yang tidak mengerti.
      Mengajar dengan menggunakan bahasa pertama ini memiliki keuntungan seperti topic atau materi yang akan diajarkan bisa didiskusikan dengan cepat karena ketidakadaannya hambatan dalam bahasa, siswa juga bisa membedakan antara bahasa aslinya dengan bahasa target yang hendak dicapainya, siswa bisa lebih leluasa dalam berbicara baik itu sesame siswa maupun dengan gurunya yang akan meningkatkan umpan balik (feedback).
      Mengajar dengan bahasa pertama ini juga memiliki kekurangan seperti guru tidak bisa leluasa dalam berbagi bahasa pertama mereka yang akan berpengaruh kepada siswa yang akan kurang membandingkan antara bahasa pertama mereka dengan bahasa asing, siswa akan susah dalam memahami bahasa target yang sedang dipelajarinya khususnya dengan bahasa-bahasa kias (idiom).
b.      Mengajar dengan menggunakan bahasa kedua atau bahasa asing
      Mengajar dengan bahasa asing ini dilakukan karena perbedaan bahasa pertama setiap siswanya, sehingga kalau guru mengajar dengan bahasa pertamanya akan merugikan siswa yang lainnya. Mengajar dengan bahasa asing ini memiliki keuntungan yakni meningkatkan siswanya memahami bahasa target yang akan diterimanya, siswa menguasai bahasa yang banyak (multilingual), dan tidak susah jika berbicara dengan penutur asli dari bahasa target.
      Namun disisi lain mengajar dengan menggunakan bahasa kedua atau bahasa asing ini juga memiliki kekurangan, yakni siswa susah dalam memahami materi yang diajarkan karena harus menguasai empat skill tentang bahasa target itu yakni (berbicara, membaca, menulis, mendengarkan) sehingga guru dalam menyampaikan materi butuh waktu lama karena kadang butuh pengulangan untuk menjelaskan kembali.
8.      Bahasa tubuh guru
a.      Mimik, suara, dan gerak tubuh guru
      Seorang guru tidak perlu mengajar dengan suara yang keras atau tinggi tapi dengan suara yang semua siswa yang ada di dalam kelas bisa mendengar apa yang seorang guru ucapkan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyusun tempat duduk sebaik mungkin supaya bisa mendengar apa yang dibicarakan. Artikulasi atau penekanan kata seorang guru juga harus jelas, jangan sampai nanti ada siswanya yang tidak mengerti apa yang seorang guru katakana.
      Dalam menyampaikan materi juga guru perlu memperhatikan mimic dan bahasa tubuhnya untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Misalnya, mengajarkan tentang ekspresi kesedihan seorang guru harus bisa memasang mimic wajah yang sedih, dan juga jika mengajar tentang cerita masa lampau guru bisa menggunakan bahasa tubuh dengan cara menunjuk kearah belakang tandanya cerita yang udah lalu, dan lain sebagainya.
b.      Guru sebagai seorang model
Artinya ketika mengajarkan materi seorang guru harus memperhatikan penampilannya juga gaya belajarnya. Misalnya, jika sedang mengajarkan dialog guru harus memasang wajah yang sedang berdialok. Intinya adalah apapun yang dilakukan guru akan menjadi bahan percontohan bagi siswa.
c.       Guru sebagai pengarah dalam pemerolehan pengetahuan
      Artinya adalah guru yang akan memandu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dengan cara mengajarkan materi-materi bahasa yang mereka butuhkan. Siswa bisa belajar hal yang baru dari gurunya, misalnya dalam hal proses belajar mengajar. Ada waktunya guru yang menjelaskan materi setelah itu baru waktunya siswa yang berbicara, baik itu bertanya maupun berkomentar tentang materi yang sedang dipelajarinya.
9.      Mengatur kesalahan-kesalahan siswa dan memberikan umpan balik (feedback)
a.      Siswa membuat kesalahan
      Didalam proses belajar mengajara guru sering melakukan kesalahan begitu halnya juga siswa. Julian Edge mengkategorikan kesalahan itu kedalam tiga hal yaitu: kesalahan yang dilakukan siswa akan tetapi mereka masih bisa memperbaiki kesalahan itu (disebut slips), kesalahan yang mereka tidak bisa memperbaikinya dan butuh seseorang untuk menyelesaikannya (disebut errors), dan yang terakhir adalah kesalahan yang dibuat siswa karena coba-coba artinya mereka tidak tahu alasannya mengapa mereka melakukan itu (dikatakan attempts).
Pada umumnya ada dua hal yang menyebabkan kesalahan itu terjadi yaitu:
1)      Pengaruh bahasa aslinya. Artinya adalah ketika siswa belajar bahasa asing mereka dipengaruhi oleh bahasa pertamanya. Misalnya dalam hal struktur kata yang akan diucapkan, didalam bahasa Indonesia kata kerja pun didahulukan tidak jadi permasalahan namun didalam bahasa Inggris kata kerja itu selalu sesudah subjek. Hal inilah yang sering diikuti siswa.
2)      Perkembangan kesalahan-kesalahan. Artinya adalah terbiasanya mereka melakukan kesalahan tersebut tanpa mendapatkan pembetulan dari siapapun. Sehingga terpengaruh dalam berbahasa asing yang menyebabkan itu sebagai sebuah kesalahan. Misalnya dalam bahasa Indonesia ayah pergi didalam bahasa Inggris dia akan menyebutkan daddy went  jika di artikan ayah telah pergi.




b.      Menilai penampilan siswa
1)      Guru menilai siswa
      Penilaian guru terhadap penampilan siswa sangat dibutuhkan kare itu akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam penampilan. Misalnya dengan cara memuji itu sangat baik, bagus sekali, dan sebagainya.
      Ada beberapa cara bagaimana kita menilai penampilan siswa yaitu:
·         Mengomentari. Artinya dengan komentar-komentar yang guru berikan akan memperbaiki penampilan siswanya. Seperti menyebutkan penampilanmu bagus, rapi, dll
·         Menilai. Menilai disini bukan hanya mencakup penampilan siswa saja tapi juga aktivitasnya. Siswa dalam bidang apapun lebih tertarik jika adanya penilaian. Misalnya, dalam hal berbicara dan mengerjakan tugas, jika guru memberikan nilai yang baik untuk itu motivasi mereka akan meningkat dalam belajar.
·         Melaporkan. Artinya guru bisa memberikan semacam laporan di akhir sekolah. Laporan akan menunjukkan hasil belajar mereka dan perkembangan mereka selama satu semester misalnya.
2)       Siswa menilai dirinya sendiri
      Siswa bisa menilai dirinya sendiri tentang penampilannya, yakni dengan cara nyam tidaknya dia berpenampilan seperti itu. Hal lai yang bisa dilakukan adalah dengan cara bertanya kepada teman sekelas atau teman akrabnya, jika mereka katakana penampilan kita kurang rapi maka kita wajib untuk memperbaikinya.
c.       Feedback untuk kegiatan bicara siswa
      Feedback adalah umpan balik yang diberikan guru baik itu penilaian maupun perbaikan yang bertujuan untuk memotivasi cara belajar siswa.
·         Ketepatan dan kelancaran
      Artinya adalah berikan respon terhadap ketelitian dan kelancaran mereka dalam berbicara. Ketelitian misalnya dalam hal pengucapan dan kelancaran dalam hal penguasaan materi. Karena dengan pemberian respon ini akan meningkatkan energy belajarnya kea rah yang lebih baik.
      Respon dalam ketelitian bisa dilakukan dengan dua cara yakni tunjukkan kesalahan mereka tersebut dan berikan pembetulan. Sedangkan respon dalam kelancaran bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu pembenaran dengan tiba-tiba ketika siswa tidak tahu lagi apa yang hendak diucapkannya, merekan kesalahan yang dibuat ketika berbicara, dan menilai kelancaran yang dilakukan.
d.      Feedback untuk kegiatan menulis siswa
Ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
·         Merespon
·         Memperbaiki kesalahan
·         Melatih siswa
·         Melibatkan siswa
·         Mengakhiri proses feedback
·         Belajar sampai larut malam
10.  Keihklasan (sincerity)
            Ikhlas merupakan menjadikan tujuan hanyalah untuk Allah semata tatkala beribadah. Artinya adalah jika kita sedang beribadah hati dan wajahkan kita selalu di arahkan kepada Allah swt, bukan kepada manusia semata.
            Ikhlas ini sangat sulit untuk ditumbuhkan didalam diri seseorang, khususnya di kalangan pengajar. Oleh karena itu sikap ikhlas itu harus senantiasa ditumbuhkan di dalam diri kita terkhusus dalam beribadah. Begitu juga halnya dalam mengajar, sebagai seorang guru dalam beribadah mengajar haruslah ikhlas karena ikhlas itu disukai Allah swt.
            Ikhlas ini memiliki fungsi penting terhadap seorang guru, yakni menjadikan mereka guru yang professional meliputi:
a.       Tidak riya’
b.      Tidak ujub
c.       Tidak takabbur atau sombong
d.      Tidak tergiur dunia
e.       Tidak sering marah dan buruk sangka
f.       Semangat dalam bekerja
                       


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Brown, Douglas, H. 2001. Teaching by Principle: An Interactive Approach to Language                           Pedagogy. New York: Longman.
Crookes, Graham. 2001. A Practicuum in TESOL: Professional Development through  Teaching Practice. New York: Cambridge University Press.
Hedge, Tricia. 2000. Teaching and Learning in the Language Classroom. New York: Oxford University.
Richard, Jack C. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching. New York: Cambridge University Press.
Richard, Jack. 2005. Communicative Language Teaching Today. Singapore: SEAMEO Regional Language Centre.




















TENTANG PENULIS

foto nand.jpg
Text Box:   

                  ahnan Bajuri, lahir di Lubuk Aro, Pasaman Timur pada 19 Agustus 1993. Jenjang
                  pendidikannya yakni dia melanjutkan Sekolah Dasarnya di SDN 16 Padang Aro.
                  Kemudian dilanjutkannya ke SMP N 01 Rao lulus pada tahun 2009. Sahnan kemudian masuk ke SMA N 01 Rao dan lulus pada tahun 2012. Sekarang Sahnan sedang menyelesaikan S1 nya di STAIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Sekarang Sahnan menjalani kuliahnya disemester lima.
               Sahnan berasal dari keluarga sederhana yang mempunyai empat saudara dan dia merupakan anak bungsu. Cita-cita dari Sahnan sendiri adalah ingin menjadi seorang dosen yang professional.








 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar