MANAGEMEN KELAS UNTUK PEMBELAJARAN
BAHASA ASING
A.
DIMENSI
FISIK KELAS
1.
Pencahayaan,
suara, dan ketenangan
Jika kita sebagai seorang guru hendak
mengaplikasikan prinsip pengajaran bahasa di kelas harus memiliki teknik-teknik
yang cerdas dalam mengatur jalannya proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan
karena proses belajar siswa akan dipengaruhi oleh keadaan kelas yang ada.
Misalnya dari apa saja yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka rasakan
ketika memasuki ruangan kelas. Maka dari itu guru harus bisa mengatur hal-hal
sebagai berikut:
a. Kelas
harus rapi, bersih, dan tersusun rapi
b. Papan
tulis yang bersih
c. Kursi
yang tersusun rapi
d. Jika
ruangan memiliki papan informasi dan siswa bebas dalam menggunakannya, bisakah
kamu mengambil keuntungan dari alat visual tersebut?
e. Usahakan
kelas bebas dari gangguan-gangguan dari luar (dari suara-suara mesin,
keramaian, keributan ruangan, dll)
f. Akustik
atau alat suara yang ada di dalam kelas minimal bias diterima siswa
g. Sistem
yang panas dan dingin (jika bias) di operasikan
2.
Penyusunan
tempat duduk
Seorang guru harus mampu membuat proses belajar
mengajar di dalam kelas semenarik mungkin dan senyaman mungkin. Hal ini bisa
dilakukan salah satunya dengan menyusun kursi yang akan membuat siswanya
tertarik dan nyaman dalam belajar. Usahakanlah jarak antara siswa dengan
gurunya tidak terlalu jauh dalam belajar. Misalnya jika kelas dalam ukuran
kecil bisa dibuat dengan cara menyusun kursi satu baris didepan seperti shaf
pada waktu sholat, tapi jika ukuran kelasnya besar bisa dilakukan dengan cara
menyusun kursi setengah lingkaran atau lingkaran penuh.
Tapi perlu seorang guru ingat dalam mengatur tempat
duduk siswa, guru harus memperhatikan teman siswa sebangkunya dan yang ada
disampingnya. Karena hal ini akan berpengaruh pada cara belajar siswa, misalnya
seorang siswa duduk didekat teman yang tidak disukainya, ini akan berpengaruh
pada keefektifan belajarnya.
3.
Penggunaan
papan tulis
Papan tulis merupakan alat visual yang digunakan
guru dalam mengajar di kelas. Melalui papan tulis ini guru bisa menulis kata bahkan
gambar yang berkaitan dengan topik apa yang hendak diajarkannya. Tapi perlu di
ingat bahwa posisi papan tulis harus diletakkan ditempat yang sesuai, artinya
semua siswa bias melihat apa saja yang dituliskan guru di papan tulis tersebut.
Selain itu papan tulis juga harus dijaga kebersihannya untuk lebih jelas dalam
menggunakannya.
4.
Perlengkapan
Kelas harus memiliki perlengkapan-perlengkapan yang
mendukung proses belajar mengajar baik itu berupa elektrik ataupun nonelektrik.
Jika guru menggunakan peralatan elektrik (katakanlah berupa OHP, infokus,
laptop, dll) pastikanlah hal-hal berikut ini:
a. Ruangan
kelas memiliki jalan keluar
b. Perlengkapa
sesuai dan nyaman digunakan di kelas
c. Setiap
siswa bias melihat dan mendengar peralatan visual dan auditory yang digunakan
d. Persiapkan
waktu yang cukup sesudah dan sebelum menggunakan peralatan tersebut dan
kembalikan itu ketempatnya semula
e. Pastikan
mesin atau listriknya bekerja
f. Guru
tahu bagaimana mengoperasikan itu
g. Memiliki
lampu yang terang, baterai, atau apa saja yang dibutuhkan guru
B.
DIMENSI
SOSIO-PSIKOLOGI
1.
Mengatur
perbedaan ukuran kelas
a.
Mengajar
satu ke satu (private)
Mengajar
satu ke satu (private) adalah
mengajar dimana seorang guru memberikan pelajaran kepada seorang siswa dalam
situasi tertentu dan jangka waktu tertentu. Misalnya sekali sejam atau
seminggu. Cara belajar ini biasanya dilakukan untuk siswa yang memiliki
kesibukan tersendiri ataupun siswa yang butuh tambahan belajar diluar jadwal
belajar normal. Misalnya pengusaha, atau siswa yang bekerja.
Mengajar
satu ke satu ini memiliki keuntungan bagi siswa dan gurunya. Yakni siswa lebih
mendapat perhatian dari gurunya karena dialah satu-satunya siswa yang diajar
dibandingkan dengan belajar di dalam kelompok, hubungan atau jarak antara siswa
dengan gurunya lebih dekat dan siswa lebih leluasa dalam berbicara tentang apa
yang hendak ditanyakan atau dibicarakannya. Cara mengajar satu ke satu ini juga
memiliki keuntungan bagi guru yakni lebih mudah dalam menyusun program belajar
yang hendak digunakan karena tinggal dirundingkan saja dengan siswanya
tersebut. Keuntungan yang lain adalah siswa lebih leluasa dalam mendapatkan feedback dari gurunya.
Untuk
membuat cara mengajar satu ke satu ini lebih menarik bias digunakan dengan
cara-cara sebagai berikut:
1) Buat
daya tarik yang bagus. Artinya buat kesan pertama dalam mengajar tersebut
menarik untuk meyakinkan siswa yang hendak diajar tersebut.
2) Buat
persiapan yang matang. Artinya jika kita udah ada persiapan yang matang kita
bias mengetahui apa yang akan kita lakukan selama proses mengajar tersebut.
3) Menjadi
guru yang fleksibel. Artinya kita mudah menyesuaikan dengan siswa kita. Tapi
perlu di ingat jangan terlalu fleksibel karena hal ini akan membuat siswa kita
menganggap rendah terhadap kita.
4) Beradaptasi
dengan siswa. Artinya kita menyesuaikan diri dengan apa yang dibutuhkan siswa
dan apa yang hendak diberikan. Misalnya gaya belajar bagaimana yang disukai
siswa kita sebagai guru harus bias mewujudkan hal tersebut.
5) Dengar
dan lihat atau perhatikan apa saja yang dikeluhkan oleh siswa dan berikan umpan
balik (feedback)
6) Berikan
penjelasan dan panduan. Artinya ketika pertemuan pertama guru penting dalam
menjelaskan apa yang hendak dilakukan dan diajarkan. Sehingga ada penerangan
bagi siswa apa yang hendak dia terima dan dia lakukan.
7) Jangan
cemas mengatakan tidak. Misalnya kepribadian siswa yang tidak sesuai dengan
kita jangan takut untuk membantahnya dengan mengatakan tidak
b.
Mengajar
dengan ukuran kelas besar
Banyak
guru yang mengatakan bahwa mengajar siswa dalam jumlah besar adalah sebuah
masalah karena banyaknya tantangan-tantangan yang mereka tidak sanggup dalam
menyelesaikannya. Misalnya bisakah guru memberikan perhatian pribadi kepada
siswanya? Bagaimana kita bias membantu siswa dalam berinteraksi baik antar
mereka?
Namun,
perlu di ingat bahwa mengajar dalam ukuran besar juga memiliki keuntungan.
Natalie Hess mengatakan bahwa di dalam mengajar siswa dengan jumlah besar akan
membuat siswanya lebih berinteraksi antar mereka, terdapat variasi-variasi
siswanya, terdapat berbagai macam guru dengan karakter yang berbeda-beda dan
menghilangkan rasa bosan siswa dalam belajar.
Hal
ini bias dilakukan guru dengan strategi-strategi berikut ini:
1) Buat
rencana belajar
2) Buat
sebuah rutinitas di dalam kelas tersebut
3) Gunakan
langkah yang berbeda untuk aktivitas yang berbeda untuk menghindari rasa bosan
siswa
4) Maksimalkan
kerja individual
5) Gunakan
atau libatkan siswa dalam belajar mengajar
6) Gunakan
lembar kerja siswa
7) Lakukan
kerja berpasangan atau kerja kelompok
8) Lakukan
aksi bersama
9) Lakukan
penghitungan penglihatan dan akustik. Artinya siswa bisa belajar dan melihat
setiap kata dikelas melalui gurunya
10) Ambil
keuntungan dalam mengajar ukuran besar. Artinya adanya aturan bermain. Misalnya
memunculkan humor-humor yang bisa memunculkan tertawaan sehingga belajar lebih
semangat
2.
Mengatur
kemampuan yang beragam
Guru
biasanya khawatir terhadap siswanya dalam mengajar di kelas karena tingkat
kemampuan siswanya yang beragam. Banyak guru mengatakan bahwa kelas dengan
kemampuan beragam merupakan sebuah masalah.
a.
Bekerja
atau mengajar dengan topic atau materi yang berbeda
Satu
cara dalam mengajar siswa dengan perbedaan tingkatan adalah dengan
memperhatikan kebutuhan mereka karena berbeda tingkat kemampuan mereka berbeda
pula tingkat kebutuhannya. Maka dari itu berikanlah setiap siswa materi yang
berbeda sesuai dengan kemampuannya. Memberikan materi yang berbeda terhadap
setiap siswa merupakan cara yang ideal untuk membedakan mereka. Hal ini juga
untuk membiarkan mereka membuat pilihan tentang materi mana yang sesuai dengan
mereka. Contohnya, siswa diberikan materi tentang grammar tapi mereka lebih
suka dengan materi tentang vocabulary
b.
Bekerja
atau mengajar dengan kegiatan siswa yang berbeda-beda
Jika guru tidak bisa memberikan
siswa materi yang berbeda, guru bisa menyarankan kepada siswa untuk melakukan
sesuatu yang berbeda setiap mereka terhadap materi yang pernah mereka lihat dan
dengar. Ada beberapa strategi untuk melakukan proses ini, yakni:
1) Berikan
setiap siswa tugas yang berbeda
2) Berikan
setiap siswa peran yang berbeda
3) Berikan
hadiah kepada siswa yang mengerjakannya siap duluan
4) Anjurkan
kepada siswa agar memberikan tanggapan
yang berbeda-beda
5) Identifikasi
kekuatan siswa (bahasa atau nonbahasa)
3.
Kompromi
dengan rekan kerja dan institusi
Curiga terhadap rekan kerja dan institusi adalah
salah satu keadaan yang tidak sesuai dengan karir seorang guru. Mengajar dibawah
institusi tidak sesuai dengan standar yang ideal dan pilosopi pendidikan. Rekan
kerja juga pengaruh terhadap cara kerja guru dalam mengajar karena jika ada
sikap tidak suka dari rekan kerjanya, otomatis akan mengganggu cara mengajar
kita. Kadang guru bekerja atas paksaan atau terpaksa karena perintah institusinya
yang dimana terkadang diluar cakupannya. Misalnya, kondisi fisik kelas yang
terlalu berat atau rumit yang membuat guru susah dalam mengajar. Maka dari itu
hal-hal yang seperti ini perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam proses
belajar mengajar.
Artinya adalah segala sesuatu yang akan berpengaruh
terhadap proses pengajaran akan lebih baik di musyawarahkan dengan rekan kerja
juga institusi yang ada. Karena jika ada keselarasan antara keduanya, maka akan
lebih kondusif dalam menjalankan proses pembelajaran.
4.
Menciptakan
sebuah suasana kelas yang positif
Peran-peran
yang seorang guru mainkan serta gaya-gaya yang guru kembangkan akan memberikan
bantuan kepada mereka dalam menciptakan suasana kelas yang positif, merangsang
semangat, dan menciptakan energi belajar siswa.
a. Disiplin siswa
Jika seluruh siswa anda sudah bekerja
keras, mendapat motivasi dari dalam, aktif, berbakti, dan pelajar yang pintar
tapi perlu saudara ingat belum tentu mereka mempunyai sifat disiplin. Disiplin
adalah factor primer yang perlu diatur dalam menuju kesuksesan. Oleh karena itu
disini ada beberapa strategi untuk mengubah sikap disiplin siswa yang tidak
baik yaitu:
1)
Belajar untuk nyaman dengan posisi mu
yang berwibawa
2)
Peroleh rasa hormat dari siswa dengan
memperlakukan mereka secara adil
3)
Di dalam menyelesaikan masalah disiplin,
coba untuk mencari sumber solusi dari masalah tersebut dibandingkan dengan
memperlihatkan gejala. Misalnya, jika siswa kurang perhatian dalam belajar itu
dikarenakan mereka tidur terlalu malam sehingga dikelas ngantuk. Caranya
berikan mereka saran-saran untuk tidak tidur larut malam dibandingkan dengan
membentak mereka di kelas.
a) Aturan sikap siswa
Setiap sekolah dan setiap kelas memiliki
aturan sikap tersendiri yang harus dijalankan. Misalnya, aturan di STAIN
BUKITTINGGI seluruh mahasiswa harus menggunakan pakaian yang sopan tidak
transparan dan tidak ketat, juga jika hendak bertanya harus mengangkat tangan
terlebih dahulu, dan lain sebagainya.
Untuk membuat aturan sikap ini lebih
berjalan dengan baik dan efisien, ada tiga cara yang perlu diperhatikan yakni:
·
Norma yang dibuat hendak dirundingkan
dengan siswanya, artinya pembuatan normanya jangan sepihak untuk bisa
dijalankan dengan baik.
·
Norma yang dibuat hendaknya ada
negosiasi atau tenggang terhadap sesuatu pelanggaran yang dibuat.
·
Norma yang dibuat hendak ditinjau ulang
dan diperbaiki jika ada kekeliruan
b) Bagaimana menyelesaikan masalah
sikap siswa
Ada beberapa strategi yang perlu
diperhatikan untuk menyelesaikan masalah sikap siswa yang terjadi, yakni:
·
Bertindak sesegera mungkin
·
Tetap tenang dalam menyelesaikannya
·
Fokuskan pada sikap siswanya
dibandingkan dengan diri siswa itu sendiri
·
Lakukan apa saja yang berkaitan dengan
mengajak daripada melarang, misalnya, gunakan “ayo kita lakukan ini”
dibandingkan dengan “jangan lakukan itu”.
·
Menyetujui secara jelas terhadap
kesepakatan yang dibuat
·
Melibatkan rekan kerja dan institusi
dalam rangka memecahkan masalah sikap siswa
b. Membuat hubungan baik dengan siswa
Mendirikan hubungan yang baik dengan siswa
kita adalah faktor yang penting untuk menciptakan semangat positif di kelas.
Hubungan tersebut dibangun dengan kepercayaan dan penghormatan yang akan
memimpin kesanggupan siswa, kemampuan, dan kreativitas. Bagaimana untuk mengatur hal ini? Yakni
dengan cara-cara berikut ini:
1)
Menunjukkan ketertarikan disetiap siswa
sebagai seseorang
2)
Memberikan umpan balik disetiap
perkembangan siswa
3)
Mengumpulkan ide dan perasaan siswa
secara terbuka
4)
Menilai dan menghormati terhadap apa
yang siswa pikirkan dan katakan
5)
Tertawa dengan mereka tapi bukan mereka
yang ditertawakan
6)
Bekerja dengan siswa sebagai sebuah
kelompok namun tidak menentang mereka
7)
Mengembangkan rasa ikhlas dari
kegembiraan yang dialami ketika siswa belajar saesuatu atau sebaliknya
menggantinya
c. Menyeimbangkan antara hadiah dengan
paham atau kritikan
Memberikan hadiah kepada siswa akan
membuat mereka terbuka terhadap paham atau kritik yang akan mereka terima. Disini
ada perbedaan antara hadiah atau pujian
yang efektif dengan yang tidak efektif. Misalnya hadiah yang efektif
adalah meningkatkan motivasi dari dalam
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, namun contoh hadiah yang tidak
efektif adalah meningkatkan motivasi dari luar semata-mata untuk mendapatkan
pujian atau hadiah.
d. Membangkitkan semangat siswa
Guru harus mampu dalam hal membangkitkan
semangat siswa dalam belajar. Hal ini bisa dilakukan dengan cara guru
memberikan reaksi dalam beberapa waktu untuk membangkitkan semangat siswanya.
Misalnya dengan cara mengatakan wow! Kelas ini benar-benar menarik dan
cerdas-cerdas. Dari perkataan inilah siswa akan merasa semangat dalam belajar
dengan guru tersebut.
e. Motivasi
Di dalam proses belajar siswa membutuhkan
motivasi yang akan membuatnya semangat dalam belajar. Motivasi adalah segala
sesuatu yang bisa mendorong siswa dalam melakukan sesuatu untuk menyelesaikan
sesuatu tujuan. Motivasi ini dibedakan atas dua:
1)
Motivasi dari dalam yakni segala sesuatu
yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu yang datangnya dari dirinya
sendiri. Misalnya dari keinginannya yang kuat, usahanya yang kuat untuk
mendapatkan sesuatu, bukan semata-mata karena hadiah.
2)
Motivasi dari luar yakni segala sesuatu
yang dapat mendorong seseorang yang datangnya dari luar dirinya. Ini dilakukan
semata-mata karena hadiah atau pujian. Contohnya belajar karena Cuma hendak
lulus ujian bukan karena mau sukses.
Maka dari itu motivasi sangat diperlukan
siswa dalam belajar. Motivasi yang cukup akan membuatnya bersemangat dalam
belajar dan berusaha dalam mencapai cita-citanya.
5. Peran guru
a. Peran guru di dalam kelas
1)
Sebagai pengontrol atau pengatur.
Maksudnya adalah segala aktivitas di dalam kelas diatur oleh guru, mulai dari
mengenalkan materi, mengatur latihan, dan membaca keras tentang materi yang hendak
di ajarkan. Melalui peran ini seorang guru akan mencerminkan kualitas mereka.
2)
Sebagai pemandu. Maksudnya adalah segala
sesuatu yang diragukan oleh siswa bisa ditanyakan kepada guru karena disini
fungsi guru sebagai pemandu. Misalnya dalam hal vocabulary, seorang siswa tidak
tahu mana kosa kata yang sesuai dan bagaimana menggunakannya, mereka bisa
menanyakannya kepada gurunya.
3)
Sebagai partisipan atau peserta. Artinya
guru sebagai partisipan tidak hanya memantau pekerjaan siswanya kemudian
memberikan feedback dan pembetulan, namun guru terlibat langsung dalam
aktivitas yang diberikan. Misalnya dengan cara memberikan latihan dan sama-sama
mengerjakan. Tidak Cuma siswa yang mengerjakan tapu juga gurunya. Peran guru
sebagai partisipan ini tentunya memiliki bahaya yakni disetiap aktivitas pasti
mereka yang mendominasinya yang akhirnya sulit untuk siswa memberikan
kejutan-kejutan.
4)
Sebagai sumber informasi. Artinya
terkadang ketika siswa mendapatkan hal-hal sulit mereka membutuhkan gurunya
sebagai sumber bertanya untuk menjawab ketidak tahuan tersebut. Misalnya dalam
presentasi makalah, ada nanti pertanyaan-pertanyaan dari temannya yang tidak
bisa dijawab oleh pemateri, disinilah peran guru sebagai sumber informasi untuk
memberikan jawabannya.
5)
Sebagai tutor atau pengajar. Peran guru
yang ini biasanya untuk rencana jangka panjang siswa yakni tempat konsultasinya
dalam melakukan sesuatu. Misalnya dalam proses writing, bagaimana cara atau
proses yang baik, langkah-langkahnya bagaimana, tentang struktur bahasanya. Hal
ini perlu di tanyakan atau di konsultasikan kepada guru.
b. Peran dari guru penutur asli dan
penutur tidak asli
Mengajar
merupakan suatu proses yang penting dimana tidak Cuma kemampuan dalam
menggunakan bahasa saja yang digunakan tapi juga pengetahuan tentang bahasa
tersebut. Maka dari itu seorang guru yang merupakan native teacher (penutur asli) akan memiliki kekurangan dan juga
kelebihan. Kekurangannya adalah mereka tidak bisa mengajarkan bahasa yang
dimana siswanya memiliki bahasa asli sendiri karena seorang guru ini Cuma pasih
dalam mengajarkan bahasa asli dia. Kelebihannya adalah guru ini percaya diri
dan mampu dalam berbicara tentang bahasanya dikelas.
Sebaliknya
guru yang merupakan seorang penutur tidak asli (non-native teacher) akan lebih mampu dalam mengajarkan bahasanya
dikelas karena mereka tahu bahasa yang dibutuhkan siswanya (mampu
menyesuaikan). Selain itu mereka juga bisa berbagi pengalaman sebagai seorang
pelajar bahasa asing yang sekarang sedang diterima siswanya. Namun kelemahan
dari guru ini adalah mengajar dengan bahasa asing ini tidak selancar dari guru
penutur asli.
6. Gaya mengajar guru
a. Mengajar dengan teknik
Mengajar dengan teknik ini dilakukan guru
dengan kemampuannya dalam membuat teknik-teknik mengajar yang menarik di dalam
kelas. Teknik ini dibuat untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran dan
siswanya juga mudah dalam memahami apa yang akan disampaikan. Teknik ini
misalnya mengajar dengan system diskusi, debat, atau sebagainya. Karena dengan
teknik ini siswa lebih semangat dalam belajar. Intinya adalah semakin bagus
teknik yang dipakai guru semakin menarik proses belajar mengajar yang hendak
dilaksanakan.
b. Strategi bertanya untuk belajar
yang interaktif
Strategi bertanya yang digunakan guru ini
penting untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Karena strategi
bertanya ini memiliki fungsi sebagai berikut:
1)
Pertanyaan guru ini memberikan dorongan
dan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan bahasa senyaman mungkin untuk
mereka tanpa harus mengambil resiko.
2)
Pertanyaan guru bisa memberikan untuk memulai rangkaian
reaksi dari interaksi siswa diantara mereka
3)
Pertanyaan guru memberikan petunjuk
umpan balik mengenai pengetahuan siswa
4)
Pertanyaan guru mengarahkan siswa dengan
kesempatan-kesempatan untuk menemukan apa yang mereka pikirkan melalui
mendengar apa yang mereka katakana.
Disini
ada beberapa kategori pertanyaan and tipe-tipe kata pertanyaan dikelas, yaitu:
1)
Pertanyaan pengetahuan. Misalnya
memunculkan jawaban yang sesungguhnya, dll
2)
Pertanyaan pemahaman. Misalnya, menginterpretasi
dan meramalkan
3)
Pertanyaan pengaplikasian. Misalnya,
mengaplikasikan informasi yang telah didengar atau dibacanya kepada situasi
yang baru
4)
Pertanyaan kesimpulan. Misalnya,
membentuk kesimpulan yang tidak langsung dinyatakan didalam susunan materi
5)
Pertanyaan analisis. Misalnya,
menghubungkan bagian-bagian secara keseluruhan
6)
Pertanyaan perpaduan. Misalnya,
menggabungkan beberapa element kedalam sebuah bentuk yang baru
7)
Pertanyaan evaluasi. Misalnya, membuat
penilaian terhadap bagus atau jeleknya, benar atau salah terhadap sesuatu.
7. Bahasa guru
a. Menggunakan bahasa pertamanya dalam
mengajar
Siswa biasanya didalam kelas menggunakan
bahasa pertamanya dalam berkomunikasi dengan yang lainnya. Tapi perlu diingat
bahwa bahasa pertama setiap siswa berbeda-beda khususnya didaerah perkotaan.
Oleh karena itu guru harus bisa menyusun strategi tentang bahasa yang bagaimana
yang hendak dia gunakan dalam mengajar. Maka dari itu bahasa pertama guru bisa
digunakan dalam mengajar jika semua siswanya paham atas bahasa tersebut, jika
tidak jangan digunakan karena akan merugukan sebahagian siswa yang tidak
mengerti.
Mengajar dengan menggunakan bahasa pertama
ini memiliki keuntungan seperti topic atau materi yang akan diajarkan bisa
didiskusikan dengan cepat karena ketidakadaannya hambatan dalam bahasa, siswa
juga bisa membedakan antara bahasa aslinya dengan bahasa target yang hendak
dicapainya, siswa bisa lebih leluasa dalam berbicara baik itu sesame siswa
maupun dengan gurunya yang akan meningkatkan umpan balik (feedback).
Mengajar dengan bahasa pertama ini juga
memiliki kekurangan seperti guru tidak bisa leluasa dalam berbagi bahasa
pertama mereka yang akan berpengaruh kepada siswa yang akan kurang
membandingkan antara bahasa pertama mereka dengan bahasa asing, siswa akan
susah dalam memahami bahasa target yang sedang dipelajarinya khususnya dengan
bahasa-bahasa kias (idiom).
b. Mengajar dengan menggunakan bahasa
kedua atau bahasa asing
Mengajar dengan bahasa asing ini dilakukan
karena perbedaan bahasa pertama setiap siswanya, sehingga kalau guru mengajar
dengan bahasa pertamanya akan merugikan siswa yang lainnya. Mengajar dengan
bahasa asing ini memiliki keuntungan yakni meningkatkan siswanya memahami
bahasa target yang akan diterimanya, siswa menguasai bahasa yang banyak (multilingual), dan tidak susah jika
berbicara dengan penutur asli dari bahasa target.
Namun disisi lain mengajar dengan
menggunakan bahasa kedua atau bahasa asing ini juga memiliki kekurangan, yakni
siswa susah dalam memahami materi yang diajarkan karena harus menguasai empat
skill tentang bahasa target itu yakni (berbicara, membaca, menulis,
mendengarkan) sehingga guru dalam menyampaikan materi butuh waktu lama karena
kadang butuh pengulangan untuk menjelaskan kembali.
8. Bahasa tubuh guru
a. Mimik, suara, dan gerak tubuh guru
Seorang guru tidak perlu mengajar dengan
suara yang keras atau tinggi tapi dengan suara yang semua siswa yang ada di
dalam kelas bisa mendengar apa yang seorang guru ucapkan. Hal ini bisa
dilakukan dengan cara menyusun tempat duduk sebaik mungkin supaya bisa
mendengar apa yang dibicarakan. Artikulasi atau penekanan kata seorang guru
juga harus jelas, jangan sampai nanti ada siswanya yang tidak mengerti apa yang
seorang guru katakana.
Dalam menyampaikan materi juga guru perlu
memperhatikan mimic dan bahasa tubuhnya untuk mempermudah pemahaman siswa
tentang materi yang diajarkan. Misalnya, mengajarkan tentang ekspresi kesedihan
seorang guru harus bisa memasang mimic wajah yang sedih, dan juga jika mengajar
tentang cerita masa lampau guru bisa menggunakan bahasa tubuh dengan cara
menunjuk kearah belakang tandanya cerita yang udah lalu, dan lain sebagainya.
b. Guru sebagai seorang model
Artinya
ketika mengajarkan materi seorang guru harus memperhatikan penampilannya juga
gaya belajarnya. Misalnya, jika sedang mengajarkan dialog guru harus memasang
wajah yang sedang berdialok. Intinya adalah apapun yang dilakukan guru akan
menjadi bahan percontohan bagi siswa.
c. Guru sebagai pengarah dalam
pemerolehan pengetahuan
Artinya adalah guru yang akan memandu
siswa untuk mendapatkan pengetahuan dengan cara mengajarkan materi-materi
bahasa yang mereka butuhkan. Siswa bisa belajar hal yang baru dari gurunya,
misalnya dalam hal proses belajar mengajar. Ada waktunya guru yang menjelaskan
materi setelah itu baru waktunya siswa yang berbicara, baik itu bertanya maupun
berkomentar tentang materi yang sedang dipelajarinya.
9. Mengatur kesalahan-kesalahan siswa
dan memberikan umpan balik (feedback)
a. Siswa membuat kesalahan
Didalam proses belajar mengajara guru
sering melakukan kesalahan begitu halnya juga siswa. Julian Edge
mengkategorikan kesalahan itu kedalam tiga hal yaitu: kesalahan yang dilakukan
siswa akan tetapi mereka masih bisa memperbaiki kesalahan itu (disebut slips), kesalahan yang mereka tidak bisa
memperbaikinya dan butuh seseorang untuk menyelesaikannya (disebut errors), dan yang terakhir adalah
kesalahan yang dibuat siswa karena coba-coba artinya mereka tidak tahu
alasannya mengapa mereka melakukan itu (dikatakan attempts).
Pada
umumnya ada dua hal yang menyebabkan kesalahan itu terjadi yaitu:
1)
Pengaruh bahasa aslinya. Artinya adalah
ketika siswa belajar bahasa asing mereka dipengaruhi oleh bahasa pertamanya.
Misalnya dalam hal struktur kata yang akan diucapkan, didalam bahasa Indonesia
kata kerja pun didahulukan tidak jadi permasalahan namun didalam bahasa Inggris
kata kerja itu selalu sesudah subjek. Hal inilah yang sering diikuti siswa.
2)
Perkembangan kesalahan-kesalahan.
Artinya adalah terbiasanya mereka melakukan kesalahan tersebut tanpa
mendapatkan pembetulan dari siapapun. Sehingga terpengaruh dalam berbahasa
asing yang menyebabkan itu sebagai sebuah kesalahan. Misalnya dalam bahasa Indonesia
ayah pergi didalam bahasa Inggris dia akan menyebutkan daddy went jika di artikan
ayah telah pergi.
b. Menilai penampilan siswa
1) Guru menilai siswa
Penilaian guru terhadap penampilan siswa
sangat dibutuhkan kare itu akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam
penampilan. Misalnya dengan cara memuji itu sangat baik, bagus sekali, dan
sebagainya.
Ada beberapa cara bagaimana kita menilai
penampilan siswa yaitu:
·
Mengomentari. Artinya dengan
komentar-komentar yang guru berikan akan memperbaiki penampilan siswanya.
Seperti menyebutkan penampilanmu bagus, rapi, dll
·
Menilai. Menilai disini bukan hanya
mencakup penampilan siswa saja tapi juga aktivitasnya. Siswa dalam bidang
apapun lebih tertarik jika adanya penilaian. Misalnya, dalam hal berbicara dan
mengerjakan tugas, jika guru memberikan nilai yang baik untuk itu motivasi
mereka akan meningkat dalam belajar.
·
Melaporkan. Artinya guru bisa memberikan
semacam laporan di akhir sekolah. Laporan akan menunjukkan hasil belajar mereka
dan perkembangan mereka selama satu semester misalnya.
2) Siswa menilai dirinya sendiri
Siswa bisa menilai dirinya sendiri tentang
penampilannya, yakni dengan cara nyam tidaknya dia berpenampilan seperti itu.
Hal lai yang bisa dilakukan adalah dengan cara bertanya kepada teman sekelas
atau teman akrabnya, jika mereka katakana penampilan kita kurang rapi maka kita
wajib untuk memperbaikinya.
c. Feedback untuk kegiatan bicara siswa
Feedback adalah umpan balik yang diberikan
guru baik itu penilaian maupun perbaikan yang bertujuan untuk memotivasi cara
belajar siswa.
·
Ketepatan
dan kelancaran
Artinya adalah berikan respon terhadap
ketelitian dan kelancaran mereka dalam berbicara. Ketelitian misalnya dalam hal
pengucapan dan kelancaran dalam hal penguasaan materi. Karena dengan pemberian
respon ini akan meningkatkan energy belajarnya kea rah yang lebih baik.
Respon dalam ketelitian bisa dilakukan
dengan dua cara yakni tunjukkan kesalahan mereka tersebut dan berikan
pembetulan. Sedangkan respon dalam kelancaran bisa dilakukan dengan tiga cara
yaitu pembenaran dengan tiba-tiba ketika siswa tidak tahu lagi apa yang hendak
diucapkannya, merekan kesalahan yang dibuat ketika berbicara, dan menilai
kelancaran yang dilakukan.
d. Feedback untuk kegiatan menulis siswa
Ini
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
·
Merespon
·
Memperbaiki kesalahan
·
Melatih siswa
·
Melibatkan siswa
·
Mengakhiri proses feedback
·
Belajar sampai larut malam
10. Keihklasan (sincerity)
Ikhlas
merupakan menjadikan tujuan hanyalah untuk Allah semata tatkala beribadah.
Artinya adalah jika kita sedang beribadah hati dan wajahkan kita selalu di
arahkan kepada Allah swt, bukan kepada manusia semata.
Ikhlas
ini sangat sulit untuk ditumbuhkan didalam diri seseorang, khususnya di
kalangan pengajar. Oleh karena itu sikap ikhlas itu harus senantiasa
ditumbuhkan di dalam diri kita terkhusus dalam beribadah. Begitu juga halnya
dalam mengajar, sebagai seorang guru dalam beribadah mengajar haruslah ikhlas
karena ikhlas itu disukai Allah swt.
Ikhlas
ini memiliki fungsi penting terhadap seorang guru, yakni menjadikan mereka guru
yang professional meliputi:
a.
Tidak riya’
b.
Tidak ujub
c.
Tidak takabbur atau sombong
d.
Tidak tergiur dunia
e.
Tidak sering marah dan buruk sangka
f.
Semangat dalam bekerja
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Brown, Douglas, H.
2001. Teaching by Principle: An
Interactive Approach to Language Pedagogy. New
York: Longman.
Crookes,
Graham. 2001. A Practicuum in TESOL:
Professional Development through
Teaching Practice. New York: Cambridge University Press.
Hedge,
Tricia. 2000. Teaching and Learning in
the Language Classroom. New York: Oxford University.
Richard,
Jack C. 2001. Approaches and Methods in
Language Teaching. New York: Cambridge University Press.
Richard,
Jack. 2005. Communicative Language
Teaching Today. Singapore: SEAMEO Regional Language Centre.
TENTANG
PENULIS
ahnan Bajuri, lahir di Lubuk
Aro, Pasaman Timur pada 19 Agustus 1993. Jenjang
pendidikannya
yakni dia melanjutkan Sekolah Dasarnya di SDN 16 Padang Aro.
Kemudian
dilanjutkannya ke SMP N 01 Rao lulus pada tahun 2009. Sahnan kemudian masuk ke
SMA N 01 Rao dan lulus pada tahun 2012. Sekarang Sahnan sedang menyelesaikan S1
nya di STAIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris. Sekarang Sahnan menjalani kuliahnya disemester lima.
Sahnan berasal dari keluarga sederhana yang mempunyai
empat saudara dan dia merupakan anak bungsu. Cita-cita dari Sahnan sendiri
adalah ingin menjadi seorang dosen yang professional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar